feed fish

Senin, 21 Desember 2009

Irama Otak Manusia Ternyata Mengikuti Gelombang Magnet Bumi

Jenis dan jumlah gelombang magnet itu sangat banyak di bumi. Di antaranya sebagai akibat gravitasi bumi. Berarti mau tak mau menyelubungi berbagai makhluk, termasuk manusia. Para pakar fisika murni pun sudah banyak mengamati gejala bio magnetik pada manusia. Mereka berasumsi, hilang timbulnya berbagai penyakit pada manusia secara periodik mungkin saja di antaranya karena naik turunnya gejala magnetik. Apalagi jika dikaitkan dengan reaksi sel terhadap medan magnet. Malah sekarang terdapat isu tentang pertalian telepon genggam terhadap tubuh. Ini tentu bertalian dengan gelombang bunyi yang secara fisika memang bertalian erat dengan gelombang magnet.

Berbagai hasil riset mereka mengisyaratkan, irama otak manusia pun mengikuti gelombang magnet bumi. Soalnya sebagaimana sel lainnya, sel otak pun dipengaruhi oleh magnet. Hanya saja karena sangat sukar, malah boleh dikatakan mustahil, untuk dirasakan manusia, sehingga seakan-akan keduanya itu terpisahkan. Mereka pun mengakui, pertalian medan magnet dengan kondisi tubuh merupakan masalah pelik, belum bisa diselesaikan dengan cepat. Apalagi menyangkut otak, organ yang diketahui sangat komplek terhadap lingkungan.

Seperti diketahui otak itu ribuan kali lebih jelimet daripada jaringan telepon dunia, sesuai dengan riset paraa neurolog yang membandingkannya dengan jaringan telekomunikasi sampai sekarang. Otak manusia mengandung sepuluh milyar sel saraf dengan kondisi lebih rapat daripada jaringan lain. Ia mampu merekam 88 juta bit informasi (sekitar 11 juta huruf) setiap hari. Selama hidupnya, ia mampu menampung 100 trilyun bit informasi (12,5 trilyun huruf). Bila diketik dengan mesin ketik biasa dengan kertas folio berukuran 2 spasi akan menghasilkan 44 milyar helai.

Riset berbagai peristiwa bencana pesawat terbang yang sedikit banyak bertalian dengan iklim dan cuaca itu pun ternyata berlatar belakang tingkah para pilot yang sering berubah dengan mendadak, seperti kehilangan orientasi. Menurut asumsi mereka, mungkin saja para pilot bereaksi dengan berbagai gelombang magnet, termasuk magnet pada kerangka logam pesawat terbang.

Walaupun jelas, bagaimana reaksi magnet terhadap jaringan tubuh, apalagi ketika munculnya gangguan cuaca, namun bagaimana menimbulkannya, justru hampir mustahil dilihat. Para pakar terus berusaha untuk mengetahui misteri tersebut dari banyak aspek, sehingga siapa tahu kelak akan memperoleh manfaat untuk membongkar misteri kehidupan manusia, terutama bertalian dengan otak. Soalnya jika iya, jelas akan merupakan modal spektakuler bagi pengembangan iptek yang semakin tuntas, juga fantastis

Khususnya bagi misi ruang angkasa, itu pun jelas bisa membantu. Maksudnya, para pakar fisika bisa memperkirakan kondisi manusia ketika terbang ke ruang angkasa. Misalkan, bagaimana bentuk sel pada tubuhnya, apakah akan berubah bentuk. Jika iya, bagaimana konsekwensinya terhadap berbagai kegiatan tubuh lainnya, seperti pencernaan? Dengan penemuan yang bertambah luas itu tentu akan memperingan tugas berbagai lembaga antariksa dalam melakukan studinya ke angkasa, khususnya yang bertalian dengan fisik para astronotnya. .

written by gunawanas

0 komentar:

Posting Komentar